Jumat, 18 Februari 2011

Hampir Mati nya Perfilman Nasional

Sejak Januari 2011 ini ada aturan dan penafsiran baru Direktorat Jenderal Bea Cukai atas UU/Peraturan tentang pajak bea masuk yang lama, yang diberlakukan per Januari 2011, yakni "BEA MASUK ATAS HAK DISTRIBUSI" YANG TIDAK LAZIM DAN TIDAK PERNAH ADA DALAM PRAKTIK BISNIS FILM DI SELURUH DUNIA!

Setiap kopi film impor yang masuk ke Indonesia, selama ini sudah dikenakan/dibayarkan bea masuk+pph+ppn = 23,75% dari NILAI BARANG. Selama ini, Negara/Ditjen Pajak/Kemenkeu juga selalu menerima pembayaran pajak penghasilan 15% (Limabelas persen) dari hasil eksploitasi setiap film impor yang diedarkan di indonesia.

Bisa membayangkan ga kalian kalo perfilm di Indonesia hanya di isi oleh film-film Nasional ?
Dan apa jadi nya jika hanya film-film Nasional aja yg bisa ditayangkan di bioskop-bioskop Nasional ?

Gw sering mikir kenapa semakin hari, semakin mahal biaya hidup di negara sendiri? Mulai dari bahan-bahan makanan, warteg yg mau dikenakan pajak sebanyak 10% dan sekarang bea cukai semakin lama semakin naik, sehingga perfilman Indonesia yg akan terkena dampaknya. Kita semua tau perfilman Indonesia hanya bisa mengeluarkan 50-60 judul film/tahun. Sedangkan perfilman luar bisa mengeluarkan beratus-ratus film/tahunnya.Dan dari sini kita bisa menilai keseluruhannya. Terus gimana nasib rakyat? Gimana nasib bioskop-bioskop Nasional? Jelas-jelas ga sedikit manusia mencari nafkah dari sana.

Presiden, menteri-menteri, pemerintah mereka selalu tinggal di rumah berkecukupan, bahkan lebih dari sekedar cukup, makan makanan yg selalu enak dan nikmat setiap hari nya, mobil yg sangat mewah selalu siap melindungi mereka dari panas nya sinar matahari dan basahnya air hujan ketika hujan turun, Tidur dikasur yg empuk ditemani dengan sebuah ac sebagai penyejuk dan selimut yg lembut sebagai penghangat. Tapi apa mereka peduli sama nasib rakyat??? Padahal tanpa rakyat mereka tidak akan menikmati semua yg mereka miliki sekarang. Kapan mereka sadar sama apa yg mereka punya? Mereka hanya egosi dan mementingkan kenyamanan untuk hidupnya dan hidup keluarga nya masing-masing. Disatu sisi rakyat menjerit kelaparan, kedinginan ketika malam tiba dan sibuk mencari tempat tinggal karena tidak mempunyai tempat tinggal. Apa bapa presiden, bapa/ibu menteri dan pemerintah mendengar semua jeritan rakyat?? Mereka hanya sibuk mencari kepuasan tersendiri.Hal yg aneh tapi sebuah kenyataan.

Maraknya kasus korupsi disebabkan oleh mereka, kasus tak kunjung selesai malah banyak kasus-kasus baru yg timbul. Dimana pikiran mereka? Dimana rasa tanggung jawab mereka terhadap rakyat? Kasus-kasus lain belum selesai sekarang kasus baru timbul tentang perfilman Indonesia yg hampir mati. Rakyat semakin kecewa, rakyat semakin menangis dan rakyat semakin menjerit melihat kehidupan semakin lama semakin kacau seperti ini

Tolong kepada bapa Presiden, bapa/ibu menteri dan pemerintah yg sangat terhormat. Tolong pikirkan nasib-nasib rakyat. Kita sangat menginginkan dan berharap negara semakin lama semakin maju, bukan negara yg semakin lama semakin turun tingkat kekayaan nya. Tolong dengan sangat jangan buat rakyat kecewa dan menangis lagi karena negeri ini..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar