Kamis, 29 September 2011

Waiting Is Hard

Pagi pun datang..
Saat itu matahari yang membangunkanku dari celah-celah kamarku..
Yang aku ingat adalah semalam aku tidak dapat tertidur dengan lelap.. hanya unuk memutar otak, memikirkan semua tentang mu. Aku tidak bisa mendeskripsikan itu dan bagaimana itu. Dan tak seorang pun aku izinkan untuk membayangkannya...

Aku pergi meninggalkan rumah lebih awal dengan pikiran-pikiran yang tak menentu. Berencana membelikan setangkai mawar merah dan brownis kesukaannya. Hebat bukan? Aku masih bisa mengingatnya sangat jelas. Biar aku ulangi... SANGAT JELAS.

Aku menyetir dengan santainya, sambil mendengarkan beberapa lagu yang sengaja aku nyalakan lewat DVD mobilku menemani perjalananku

        ..................................................................................................................................................

Di taman itu, di jam yang sama, harapan yang sama. Tetapi yang berbeda hanyalah ketakutan yang begitu besar dari harapanku dan tidak akan pernah bisa ku bayar. Menunggu memang bukan hal yang mudah, Apalagi menunggu dengan ketidakpastiaan. Aku terus memperhatikan jam yang aku pakai ditangan kiri ku, detiknya pun berubah sangat drastis. Dengan harapan yang begitu menggebu-gebu. Yang jelas. Aku tetap akan menunggu dia disini, di taman ini atau lebih tepatnya tempat dimana aku dan dia pernah memulai sebuah hubungan yang indah

1 jam...
2 jam...
3 jam...
4 jam...

" Miris.. aku terlalu mempercayai seseorang yang seharusnya aku tidak percaya. Baiklah sejam lagi aku memutuskan untuk menunggunya "

" Dia tak kunjung datang atau aku tidak melihat dia menampakkan dirinya dihadapanku.. Baiklah, aku memutuskan untuk pergi, seraya meletakkan bungan dan brownis diatas kursi yang baru saja aku duduki "

Aku beranjak dan melangkah. Mencoba menarik nafas karena ternyata semua yang diharapkan tidak sesuai dengan yang ku bayangkan atau lebih tepatnya, tidak akan menjadi kenyataan..Tiba-tiba aku mendengar seseorang memanggilku. Dengan nada teriak dengan nafas yang terengah-engah.

Sekejap tubuh ku bergetar, harapan yang sirna tiba-tiba datang kembali dengan sendirinya. Aku berusaha membalikkan badanku dan mencari dimana letak suara itu berasal. Aku menoleh, mataku terus memperhatikan setiap sudut taman, dan terus mencari sosok 'Dia'. Saking sibuknya mencari, aku tidak menyadari ada sosok pria yang dari tadi terus menatapku dan berlari kearahku.

" Hai.. Maaf aku telat "
" Kamu...?? Iya tidak apa-apa"

Aku duduk dibangku yang sama seperti sebelumnya. Lain hal nya, saat itu aku menduduki bangku tersebut dengan seseorang yang sudah lama aku tunggu berjam-jam. Dengan senang, dan bangga aku menatap wajahnya dengan penuh harapan. Kalimat demi kalimat yang dia kasih untukku. Tak terasa waktu begitu cepat sampai akhirnya pembicaraan sampai pada akhirnya..

"Aku harus pergi jauh"
"Kemana?
"Aku memutuskan untuk melanjutkan kuliahku di Jerman"
"Wah.. bagus sekali. Bukan kah itu impianmu dari dulu?"
"Iya.. iitu impianku. Dan kamu pasti tahu itu"
"Kejar impian mu. Aku senang dengar semua ini"
"Suatu saat aku akan kembali untuk kamu. Kita akan bertemu di taman ini lagi"

Dengan mata yang berbinar-binar aku terus menatap wajahnya. Menahan air mata yang hampir saja terjatuh dipipiku, berusaha tegar walaupun aku tak mampu, membiarkan dia pergi untuk mengejar impiannya.

Ia mendengkap tubuhku begitu erat. Layaknya ia tidak ingin pergi jauh dariku, walaupun kenyataan ia memang harus pergi, membiarkan ku menyimpan harapan tentangnya, membiarkanku menahan air mata yang tidak boleh jatuh, karena ini demi kebaikannya. Sampai akhirnya Ia melepaskan pelukannya dan mencium bibirku dengan lembutnya.

" Wooow.. This is my first kiss and I feel it "
"Entah apa yang aku rasakan saat itu. Apakah aku harus senang atau apakah aku harus sedih merasakan semuanya. Entahlah..."

Setelah itu. After tasting the last hug and my first kiss, aku melangkah menuju mobil yang aku parkirkan diparkiran taman. Dengan perasaan sedih karena sudah membiarkan ia pergi, aku masuk kedalam mobil dan membiarkan air mataku jatuh dengan sendirinya. Dan seketika berfikir 'is it just a dream?'. Hey! Bukan mimpi! Ini hanya sebuah kenyataan dan aku harus siap menerimanya.

      ........................................................................................................................................................

Aku menyetir mobil dengan perasaan yang tak pasti. Dengan air mata yang masih menetes dipipiku dengan sendirinya. Aku menyalakan DVD lagi seperti sebelumnya. Lain halnya saat itu, aku mendengarkan lagu PINK - PLEASE DON'T LEAVE ME

" I can be so mean when I wanna be, I'm capable of really anything.. I can cut you into pieces, But..
     My heart is broken "

" Baby , please don't leave me.. No, don't leave me. Please don't leave me, no..no..no. You say I don't need you but it's always gonna come right back It's gonna come right back to this "

Hahaha. Percaya atau tidak lagu ini punya arti tersendiri untukku..

      .......................................................................................................................................................

Malam pun tiba. Waktu pun seperti menyuruhku untuk tidur dan menenangkan fikiranku sejenak, menyuruh untuk menutup mataku dan seperti menyuruhku untuk tidak mengeluarkan air mataku lagi setetes pun. Aku pun merasa lelah. Tubuhku lemas, semua harapan sirna dan tidak sesuai dengan kenyataanku. Aku... Malam itu memutuskan untuk tidak melupakan kejadian hari itu, dimana aku menunggu seseorang berjam-jam yang penuh dengan harapan. Yang aku perlukan saat itu adalah melupakan kesedihanku,,ya.. Aku siap melupakan kesedihanku dan membiarkan waktu berjalan dengan sendirinya. Membiarkan semua mengalir apa adanya. Setidaknya I'm understand the meaning of uncertainty...

Selasa, 27 September 2011

Notes

Write some of your biggest dreams on a piece of paper or your favorite object, because it could be given to pursue your dreams -Yaya-